BEBERAPA CONTOH MENGENAI REAKSI ANORGANIK

1.                  Reaksi untuk mengenali ion besi (III) melalui uji kualitatif
a.       Mereaksikan larutan yang mengandung Fe3+ dengan ion OH- menghasilkan endapan berwarna karat dari Fe(OH)3
Fe3+ (aq) + 3 OH- (aq) à Fe(OH)3 (s)
b.      Mereaksikan larutan yang mengandung ion Fe3+ dengan larutan kalium heksasianoterat (II) yang akan menghasilkan endapan biru gelap (biru prusi) dari KFe[Fe(CN)6]
K+ (aq) + [Fe(CN)6]4- (aq) + Fe3+ (aq) à KFe[Fe(CN)6] (s)
c.       Mereaksikan larutan yang mengandung ion fe3+ denga larutan kalium tiosianat menghasilkan larutan yang berwarna dari on [Fe(CNS)]2+
Fe3+ (aq) + CNS- (aq) à [Fe(CNS)]2+ (aq)

2.                  Cara mengidentifikasi ada tidaknya ion nitrat dengan menggunakan larutan besi (II)
                                    Untuk mengidentifikasi ion nitrat dengan menggunakan larutan besi (II) yaitu dengan cara mereaksikan sampel yang mengandung ion nitrat dengan larutan besi (II) dalam suasana asam dan akan menghasilkan gas NO yang apabila direaksikan dengan laritan besi (II) sulfat yang mengandung ion [Fe(H2O)6]2+ yang berwarna hijau pucat. Satu molekul air pada ion ini dapat diganti dengan NO menjadi [Fe(H2O)5(NO)2+. Ion kompleks tersebut berwarna coklat gelap. Senyawa tersebut dapat dilihat pada batas antara dua cat cair sebagai cincin yang berwarna coklat.
            Reaksinya :
                                    3 Fe3+ (aq) + NO3- (aq) + 4 H+ (aq) à 3 Fe3+ (aq) + 2H2O (l) + NO (g)
                                    [Fe(H2O)6]2+ (aq) + NO (g) à [Fe(H2O)5(NO)]2+ (aq) + H2O (l)

3.                  a. Reaksi Pembuatan Kobalt (II) Oksida
Kobalt (II) oksida dapat diperoleh dengan cara memanaskan senyawa kobalt (II) karbonat atau kobalt (II) nitrat dan dilakukan tanpa udara. Adanya udara dapat mengakibatkan terbentuknya Co3O4 yang merupakan campuran dari kobalt (II) dan kobalt (III)
        CoCO3 (s) à CoO (s) + CO2 (g)
        2 Co(NO3)2 (s) à 2 CoO + 4 NO2 (g) + O2 (g)

b. Aliasi Besi, Nikel, dan Kobalt beserta contohnya
Aliasi besi
-          Stainless steel (Fe, Cr, Ni + C)
-          Tungsten steel (Fe, W, C)
-          Invar ( Fe, Ni)
-          Manganese steel (Fe, Mn + C)
-          Permalloy (Ni, Fe + C)
-          Duriron (Fe, Si, C. Mn)
Aliasi nikel
-          Monel (Ni, Cu)
-          Kopronikel ( Ni, Cr)
-          Emas putih (Ni, Au)
Aliasi Kobalt
-          Stellite (Co, Cr. W)
-          Alnico (Co, Al, Ni)
-          Constantan dan Nichrome (Co, Ni)

4.                  Reaksi Pembuatan Nikel Murni dengan Proses Mond
Pembuatan nikel murni dengan proses Mond bertujuan untuk memperoleh logam Nikel yang mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi. Caranya yaitu mereduksi nikel (II) oksida dengan reduktor campuran gas CO dan gas hydrogen pada temperature sekitar 350° C. Nikel yang belum murni diperoleh senyawa yang mudah menguap dari nikel karbonil Ni(CO)4. Nikel karbonil yang diperoleh kemudian dipisahkan dari hasil samping lain. Jika dipanaskan pada temperatur ±200°C akan diperoleh nikel murni.
            Pada 350° C     : NiO (s) + CO (g) àNi (s) tidak murni + CO2 (g)
            Pada 60° C       : Ni (s) tidak murni + 4 CO (g) à Ni (CO)4 (g)
            Pada 200° C     : Ni (CO)4 (s) à Ni (s) murni + 4 CO (g)

5.                  Reaksi Pembentukan Kompleks Nikel dimetil glioksin
Pembentukan kompleks nikel dimetil glioksin dapat dibuat dengan cara mereaksikan DMG dengan larutan garam nikel (II) beramoniak yang akan menghasilkan endapan berwarna merah terang dari senyawa nikel dimetil glioksin [Ni(DMG)2].
            2 DMG (aq) + Ni2+ (aq) + 2 OH- (aq) à Ni(DMG)2 (s) + 2 H2O (l)

0 komentar:

Posting Komentar

top