Singkong (Manihot Esculenta) dapat diolah menjadi bioetanol pengganti premium karena singkong merupakan salah satu sumber pati. Sebelum difermentasi, pati diubah menjadi glukosa, karbohidrat yang lebih sederhana. Untuk mengurai pati, perlu bantuan cendawan Aspergillus sp. Cendawan itu menghasilkan enzim alfamilase dan glukoamilase yang berperan mengurai pati menjadi glukosa. Setelah menjadi gula, kemudian difermentasi menjadi etanol.



1.      Kupas 125 kg singkong segar. Semua jenis dapat dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah ukuran kecil-kecil (gambar 1)





2.      Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Hal ini persis seperti singkong yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku. (Gambar 2)










3. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless steel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100°C selama setengah jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental. (Gambar 3)






4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam tangki sarifikasi. Sarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong, perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100 juta sel/ml. Sebelum digunakan, Aspergillus dikulturkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembangbiak dan bekerja mengurai pati.(Gambar 4) 






5. Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan, yaitu air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula tersebut, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun sebelum difermentasi, pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17%-18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces untuk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebih tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.(Gambar 5)








6.     Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob atau tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28 - 32°C dan pH 4,5 – 5,5. (Gambar 6)





selesai.

0 komentar:

Posting Komentar

top